Keren, Kelas 3 Pesantren Birru-L-Waalidain ikuti Bimbingan Manasik Haji di Wisma Haji KBIHU Mulya Jati Pandeglang

Rabu, 13 Desember 2023 – Kemarin, Para Santri kelas 3 dari Pesantren Birru-L-Waalidain Tirtayasa telah melaksanakan praktek manasik  haji di Wisma Haji KBIHU Mulya Jati Pandeglang yang dampingi oleh para asatidz dan pembimbing Haji dari KBIHU Mulya Jati Pandeglang . Hal ini merupakan agenda tahunan sekolah untuk memperkenalkan rukun haji dan tata caranya.

  

Mengutip dari sumber http://Baznas.go.id  dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa rukun haji yang wajib ditunaikan oleh para jemaah. Rukun haji adalah beberapa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan selama menjalankan ibadah haji dan tidak dapat digantikan dengan yang lain, meskipun dengan membayar dam atau denda, di antaranya adalah Ihram, Wukuf di Arafah, Thawaf Ifadhah, Sai, Tahallul (mencukur rambut), dan Tertib. Keenam rukun ini merujuk pada mazhab Asy-Syafiiyah.

1. Ihram

Rukun haji pertama adalah ihram yang diartikan sebagai niat untuk memulai ibadah haji dengan memakai kain ihram. Niat berihram dilakukan dengan mengambil miqat di tempat-tempat yang telah ditentukan, dan melaksanakan shalat sunnah dua rakaat.

Terdapat beberapa larangan yang harus dijauhi oleh para jemaah setelah berniat ihram haji, di antaranya memakai wewangian, memotong kuku dan rambut, mengadakan akad nikah, berhubungan suami-istri, menutup wajah dan sebagainya.

2. Wukuf di Arafah

Rukun haji kedua ini merupakan puncak prosesi ritual ibadah haji. Saat pelaksanaan wukuf, para jemaah berdiam diri di area padang tanah Arafah pada 9 Dzulhijjah, mulai dari tergelincirnya matahari hingga terbenamnya matahari. Jemaah haji dianjurkan untuk memperbanyak membaca talbiyah, dzikir, istighfar, tahlil, shalawat dan membaca Al-Quran, baik sendiri-sendiri ataupun berjamaah.

3. Thawaf Ifadhah

Thawaf merupakan salah satu rukun haji yang dilaksanakan dengan mengelilingi Kabah sebanyak 7 (tujuh) putaran sambil berjalan kaki. Thawaf dimulai dan diakhiri pada arah sejajar dengan Hajar Aswad, di mana posisi Kabah selalu berada di sebelah kiri badan jemaah. Selama melakukan tawaf, jemaah harus suci dari hadas kecil dan hadas besar.

4. Sai

Rukun haji keempat yakni Sai, berjalan mulai dari bukit Safa ke bukit Marwah sebanyak 7 (tujuh) kali perjalanan. Dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya dihitung 1 (satu) kali perjalanan, sehingga rangkaian Sai berakhir di bukit Marwah. Jemaah haji yang melakukan Sai disunnahkan untuk suci dari hadas kecil dan hadas besar, namun jika tidak suci maka perjalanan Sai nya tetap dianggap sah.

5. Tahallul (Mencukur Rambut)

Setelah selesai melakukan Sai, rukun haji yang wajib dilakukan selanjutnya adalah tahallul atau memotong rambut sebagai tanda selesainya rangkaian rukun haji. Lebih afdhal bagi laki-laki untuk mencukur rambut hingga gundul atau sekurang-kurangnya memotong sebelah kanan, tengah, dan kiri. Sementara bagi perempuan, lebih afdhal untuk sekurang-kurangnya memotong tiga helai rambut sepanjang jari. Adapun tahallul haji terdiri dari tahallul awwal dan tahallul tsani.

6. Tertib

Rukun haji yang terakhir ialah tertib, di mana jemaah telah melaksanakan rukun haji secara berurutan, mulai dari ihram sampai tahallul. Jemaah yang tidak melaksanakan rukun haji dengan tertib, dalam hal ini melalaikan salah satu di antaranya ataupun tidak menjalankan rangkaiannya secara berurutan, maka ibadah hajinya dianggap tidak sah.

Setelah mengetahui rukun haji, kini umat muslim dapat membedakan rukun haji dan rukun umrah.

Perbedaan rukun haji dan umrah terletak pada tidak adanya kegiatan wukuf di Arafah bagi jemaah umrah, yang artinya haji memiliki 6 (enam) rukun, sedangkan umrah hanya memiliki 5 (lima) rukun, di antaranya Ihram, Thawaf Ifadhah, Sai, Tahallul (mencukur rambut), dan Tertib.

Hal ini dikarenakan wukuf hanya dapat dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah selepas matahari tergelincir hingga maghrib yang menjadi inti dari prosesi ibadah haji, sementara inti dari ibadah umrah hanya terletak pada thawaf dan sai. adapun bacaan doa yang hendaknya dilafalkan oleh para Haji adalah sebagai berikut

1. Doa Niat Berhaji

Pertama yang harus dihafalkan adalah niat melaksanakan haji. Doanya adalah “Nawaitul hajja waahramtu bihilillahi ta’ala Labbaika. Allahumma Hajjan”. Doa tersebut artinya “Aku berniat melaksanakan haji dan ihram karena Allah, aku menyambut panggilanmu untuk berangkat haji”.

2. Bacaan Talbiyah

Selanjutnya ada doa yang harus dihafalkan yaitu bacaan talbiyah “Labbaikalla humma Labbaikh. Labbaikalaa Syariika Laka Labbaik. Innal Hamda Wa Ni’mata Lakawal Mulk Laa Syariikalakaa”. Setelah membaca doa ini, jamaah disunnahkan untuk bershalawat pada Nabi Muhammad.

3. Doa Masuk ke Mekkah

Ketika baru memasuki kota Mekkah, seorang jamaah haji juga harus membaca doa. Berikut doanya “Allahumma haadza haramuka wa amnuka faharrimlahmi wadamii wabasyarii ‘alannar. wa aminnii min ‘adzabika yauma tab’atsu ‘ibaadaka waj’alnii min auliyaa ika wa ahli thoo’atik”.

4. Doa Ketika Melihat Ka’bah

Sebelum melantunkan bacaan talbiyah ketika thawaf, jamaah haji juga disarankan untuk membaca doa ketika melihat Ka’bah. Berikut doa yang harus dibaca ketika melihat Ka’bah “Allahumma Antas Salaamu Wa Minkas Salaamu Hayyinaa Rabbana Bissalaami”.

5. Doa ketika Melakukan Sa’i

Ketika melaksanakan sa’i atau berlari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah, jamaah juga harus membaca suatu doa. Berikut doa yang harus dibaca ketika sai.

“Abda Ubimaa Ba’da Allahu Bihi Warasuulluh. Innasshafaa Wa Marwata Min Sya’Aairillaah Faman hajjal Baita Awi’tamara fallaa junaaha ‘alaihi Ansyathawwa Fabi himaa Wamantathawwa. ‘Akhairan Fa Innallaha Syaakirun ‘Aliim”

6. Doa saat Thawaf

Terakhir ketika melaksanakan ibadah haji, jamaah harus membaca doa selama berthawaf. Membaca doa thawaf termasuk salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan. Berikut bacaan doanya.

Allahumma Inni Nawaitu Thawaafa Baitikal Mu’azhzhami Sab’ata Asyawaathin Fassiru Lii Wa Taqabbalhu Minnii Bismillaahi Allahu Akbaru Allahu Akbaru Wa Lillaahil Hamdu

Kegiatan manasik haji ini menjadi sarana mengenalkan dan memberi pemahaman rukun Islam kelima pada anak didik. Mereka bukan hanya tahu secara teori, tetapi juga secara praktik tata cara haji dan umroh.